Taqobbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum wa ahhalahullahu 'alaik ja'alnallahu minal 'aidin wal faizin, amin. Happy Iedul Fitri 1436H Mubarak, mohon maaf lahir batin semuanya.
Ada yang berbeda dengan lebaran tahun ini. Ya, saya berlebaran di tanah rantau, di Sleman, Jogjakarta. Sayang sekali rasanya tidak bisa berlebaran di kampung halaman berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Mau bagaimana lagi, keputusan sudah diambil dan tidak dapat dirubah. Keputusan untuk tidak pulang.
Kuliah semester ini berakhir sekitar tanggal 10 Juli lalu. Tanggal 28 Juli mendatang akan dilaksanakan UAS. Itulah alasan mengapa saya tidak pulang lebaran kali ini. Ya, liburnya lumayan pendek. Mengingat jarak kota saya belajar cukup jauh dengan kampung halaman. Dari Jogja terbang ke Banjarmasin, kemudian lanjut dengan mobil ke kampung halaman saya sekitar 5 jam perjalanan yaitu Batulicin, Tanah Bumbu.
Cukup menguras tenaga dan dompet tentunya. Apalagi dalam suasana mudik seperti ini. Bapak (Abah) saya juga tidak dalam kondisi fit, karena biasanya beliau yang menjemput saya di bandara dan membawa saya pulang ke Batulicin. Lagipula setelah ujian nanti akan ada libur yang lebih panjang sampai sekitar awal bulan September.
Tadi pagi sekitar jam 6 saya ke kamar mandi untuk mandi sunah Idul Fitri. Sayang sekali, saat saya asyik mandi saya melihat ada katak (entah katak atau kodok, saya tidak tahu bedanya) menempel di dinding kamar mandi. Saya langsung bergegas menyelesaikan mandi, karena saya memang tidak suka dengan binatan seperti itu, hehe. Setelah mengambil air wudu saya berpakaian dan menuju masjid kebanggaan kampus, Masjid Ulil Albab.
Memang seperti perkiraan saya, akan banyak jamaah yang sholat di masjid ini. Sholat Idul Fitri sendiri dilaksanakan di halaman masjid karena masjid yang berada di lantai atas Auditorium Kahar Muzakir (dalam satu bangunan) ini tidak dapat menampung jamaah yang membeludak melebihi kapasitas masjid itu sendiri. Saya sampai sekitar jam setengah 7 karena memang lokasi masjid kampus tidak begitu jauh dari kost saya. Saya langsung mengisi shaf paling depan yang bisa saya raih, sekitar shaf ketujuh.
Seperti biasanya, petugas sholat Idul Fitri tahun ini diisi oleh orang-orang dari kalangan kampus. Untuk khotib diisi oleh Ketua Badan Wakaf, saya lupa nama beliau dan nama imamnya (imamnya dilaksanakan oleh orang yang berbeda).
Selepas sholat Idul Fitri yang diimami oleh imam yang memiliki suara dan bacaan yang bagus dalam membaca ayat Al-Quran, khatib pun naik mimbar dan membawakan khutbah yang cukup menarik bagi saya. Diantaranya mengenai zakat mal dan sifat-sifat yang seharusnya didawamkan umat muslim setelah bulan Ramadan.
Sepulangnya dari masjid saya langsung menelpon ibu (mama) saya yang sudah saya kabari sebelumnya kalau saya ingin menelpon beliau. Sekedar melepas rindu, mendengar celoteh adik-adik saya, mendengar cerita ibu tentang si bungsu (adik perempuan terakhir saya, sekarang berumur 4 bulan), dan bercerita tentang keadaan saya disini.
Untuk lebaran Idul Fitri baru kali ini saya lewati tanpa keluarga. Kalau lebaran Idul Adha memang selalu tanpa keluarga karena liburannya selalu sangat singkat.
Begitulah, cerita lebaran Idul Fitri saya tahun ini.